MAKALAH
TUGAS KEPEMIMPINAN
Nama Kelompok : Vacky Fahlevi
Sunggul
Ihutma S,A.S
Yondra
Ola
Tita Agustina
PROGRAM STUDI ADMINITRASI
PERKANTORAN POLITEKNIK LP3I JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha
Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmatNya saya dapat
menyelesaikan makalah yang bertajuk ”Efetifitas Motivasi”. Penyusunan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan yang diampu oleh Ibu
Cici
Dalam proses penyusunannya tak lepas
dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan
banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih
banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka
menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa yang membacanya, dan untuk
kami selaku tim penulis
Hormat Kami,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Manusia
merupakan mahluk hidup yang diciptakan paling sempurna dan paling kuat hal ini
dapat dilihat dari kemampuan lebih yang dimiliki manusia seperti akal dan
pikiran, manusia juga dikenal sebagai mahluk dengan interaksi social yang
sangat kuat , dikarenakan manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan perlu
adanya sosok atau peran dari orang lain baik secara langsung maupun tidak
langsung, didalam interaksi ini ada beberapa faktor yang kita ketahui dapat
menjadi pendorong adanya sebuah interaksi salah satu diantaranya adalah
motivasi.
Motivasi
dapat dikategorikan sebagai faktor khusus yang dapat mendorong interaksi
seorang individu baik dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri dalam hal
ini dapat kita sebut sebagai pencapaian atau pun achievement
Selain
itu ada juga yang disebut sebagai efektivitas hal ini biasa dihubungkan dengan
pemanfaatan sumber daya secara maksimal , hal ini juga memiliki pengaruh dalam
interaksi seseorang .
Begitu
juga dengan faktor yang biasa kita sebut dengan produktivitas , mengingat
produktivitas juga memiliki keterkaitan dengan interaksi seseorang dan juga
dengan pencapain ataupun yang biasa kita sebut achievement
oleh
sebab itu kami akan membahas hal tersebut untuk dapat mempelajari lebih jelas
tentang efektivitas dan motivasi serta komponen-komponen yang terdapat
didalamnya
1.2 Identifikasi masalah
1. Produktivitas dan Efektivitas.
2. Ukuran Kelompok yang efektif.
3. Persahabatan dan Produktivitas.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Pengertian
Produktivitas dan efektivitas
2..Pengertian
Ukuran Kelompok efektif
3.Persahabatan
dan produktivitas kelompok
1.4 Rumusan masalah
1.ukuran
kelompok yang efektif ?
2. hubungan
antara motivasi kelompok dan produktivitas ?
3.Pengaruh
Persahabatan dan produktivitas ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan
terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat
itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu pun
dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang
menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai
suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat
berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.
T. Hani
Handoko ( 2003:252), mengemukakan bahwa motivasi adalah :
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Menurut
H. Hadari Nawawi (2003:351), pengertian dari motivasi adalah :
“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
Menurut
A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:95), mengatakan mengenai,motivasi,adalah:
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
Sedangkan
menurut Henry Simamora (2004:510), devinisi dari motivasi adalah:
“Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki”.
“Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki”.
A. Teori
Menurut Maslow
1.Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa
Aman
Apabila kebutuhan
fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3.
Kebutuhan Sosial
Jika
kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan
muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana
interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan
dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik
4.
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi
kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan
dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi
diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi
diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari
seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang
dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan
potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya.
Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan
tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori
Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan
perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan
yang telah dipenuhi memberi motivasi.
Apabila
seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari
organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya
lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti
menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi,
tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi
perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.
B.
Teori Motivasi Prestasi Mc Celland
Konsep
penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada
diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap
mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang
lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut
Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
1. Kebutuhan prestasi tercermin
dari keinginan mengambil tugas yang dapat
dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia
menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha
melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
2. Kebutuhan afiliasi,
kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
3. Kebutuhan kekuasaan,
kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang
lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba
menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain
terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.
2.2 Tujuan Dan fungsi motivasi
Secara
umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Makin jelas tujuan
yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan
motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi.
Tujuan dari motivasi
ialah sarana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagi seorang guru , tujuan
dari motivasi adalah dapat menggerakan atau memacu para siswa agar dapat timbul
keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tercapai
tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam
kurikulum sekolah. Suatu tindakan memotivasi atau memberikan motivasi akan
lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh pihak yang diberi
motivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu,
setiap orang yang akan diberikan motivasi harus mengenal dan memahami
benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian yang akan
dimotivasi, termasuk di dalamnya antara seorang guru dan siswanya. Sebagai
contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju ke depan
kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan pujian
itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya diri, di samping iti timbul
keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke depan
kelas (Purwanto, 2007).
Menurut Hamalik (1992) fungsi motivasi yaitu :
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
Motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan
sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Motivasi seseorang dipengaruhi oleh stimuli kekuatan
intrinsik yang ada pada diri seseorang/individu yang bersangkutan, stimuli
eksternal mungkin juga dapat mempengaruhi motivasi,
tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli
tersebut.
1) Mendorong gairah dan semangat kerja
bawahan,
2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
karyawan;
3) Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan;
4) Mempertahankan
loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;
5) Meningkatkan
disiplin dan menurunkan tingkatan abseni karyawan;
6) Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik;
7) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi
karyawan;
8) Meningkatkan kesejahteraan
karyawan;
9) Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas- tugasnya.
Menurut
pendapat Diwan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang mendorong timbulnya
perilaku. Motivasi, sebagaimana terlihat adalah
berasal dari dalam diri individu yang kernudian diaplikasikan dalam bentuk
perilaku.
Perilaku
terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis maupun psikologis atau
berasal dari Imgkungan. Determinan ini akan merangsang timbulnya suatu keadaan
psikologis tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan menciptakan
suatu keadaan tegang (tention) dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi
kebutuhan tersebut (perilaku instrumental).
Bila
kebutuhan terpenuhi, ketegangan akan melemah sampai timbul ketegangan lagi
dengan munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut motivasi. Tidak semua
penlaku mengikuti pola daur seperti itu. Bila determinan yang menimbulkan
kebutuhan itu tidak ada lagi, maka daur tidak terjadi.
Berangkat
dari papaaran di atas dapat diketahui bahwa pemberian motivasi tidak terlepas
dari kebutuhan individu itu sendih dan berbagai faktor
internal yang membut seseorang puas. Menurut
Hasibuan pemberian motivasi pada pegawai bertujuan untuk:
(a) mendorong gairah dan semangat kerja pegawai;
(b) meningkatkan moral dan kepuasan kerja;
(c) meningkatkan produktivitas kerja;
(d) mempertahankan
loyalitas dan kestabilan dan menurunkan tingkat
Sebagai
makhluk sosial manusia membutuhkan hidup bermasyarakat dan bisa berintegrasi
dengan masyarakatnya, hingga metahirkan proses sosial dan relasi sosial.
Sedangkan sebagai makhluk biologis manusia didorong oleh kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya seperti makan, minum, sandang dan papan disamping
membutuhkan status (kedudukan) sosial yang baik. Karena itu dalam tindakannya
manusia didorong oleh tuntutan tersebut. Sehubungan dengan tuntutan tersebut
maka asas motivasi (ekstrinsik) pada pegawai dengan mengacu kepada pendapat
Hasibuan
A)
Motivasi
sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya siswa tidak ada hasrat
untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari, muncullah minat untuk
belajar. Hal ini sejalan dengan rasa keingintahuan dia yang akhirnya mendorong
siswa untuk belajar. Sikap inilah yang akhirnya mendasari dan mendorong ke arah
sejumlah perbuatan dalam belajar.
Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya siswa ambil dalam rangka belajar.
B) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang
melahirkan sikap terhadap siswa itu merupakan suatu kekuatan yang tak
terbendung. Siswa akan melakukan aktivitas dengan segenap jiwa dan raga. Akal
dan pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak
perbuatan belajar.
C) Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Yaitu dengan menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang mendukung guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Pada intinya manfaat
motivasi dapat
di simpulkan bahwa motivasi sebagai penggerak kegiatan, motivasi sebagai
pendorong perbuatan, motivasi sebagai pengarah perbuatan dan motivasi sebagai
penyeleksi perbuatan
2.3 Efektivitas
“Efektivitas adalah kemampuan
melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu
organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara
pelaksanaannya” (Kurniawan, 2005:109).
yang
dikemukakan oleh Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa :
“Efektivitas adalah suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah
tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya”.Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan
melalui konsep efektivitas.
Konsep ini adalah salah satu faktor
untuk menentukan apakah perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap
bentuk dan manajemen organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan
pencapaian tujuan organisasi melalui
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi
masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud
sumber daya meliputi ketersediaan personil, sarana dan prasarana serta metode
dan model yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan
dengan benar dan sesuai dengan prosedur sedangkan dikatakan efektif bila
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan memberikan hasil yang bermanfaat.
Dari beberapa pendapat di atas
mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa :
efektivitas suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah
dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih
dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat.
Adapun kriteria
untuk mengukur efektivitas suatu organisasi ada tiga pendekatan yang dapat
digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan Lubis (1987:55), yakni:
1.Pendekatan
Sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan
mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik
fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2.Pendekatan
proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas
pelaksanaan program dari semua kegiatanproses internal atau mekanisme
organisasi.
3.Pendekatan
sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur
keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan
rencana.Selanjutnya Strees dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5 (lima)
kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:
1.Produktivitas
2.Kemampuan
adaptasi kerja
3.Kepuasan
kerja
4.Kemampuan
berlaba
5.Pencarian
sumber daya
2.4 Definisi Produktivitas Kerja
Vincent Gaspersz (1998:23) dalam bukunya “Manajemen Produktivitas Total “ mengungkapakan bahwa terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan antara lain :
- Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya
- Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang
- Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas
- Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa datang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang
- Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapar ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas yang ada ditingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur
- Pengukuran produktivitas perusahan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
- Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus (Continuous Productivity Improvement), dan lain-lain..
Pengertian dan Definisi
Produktivitas Kerja- Berikut ini
beberapa pengertian atau definisi produktifitas kerja, faktor-faktor yang
mempengaruhi produktifitas kerja, dan juga pengukuran produktifitas kerja.
Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja berarti
kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian
(Poerwadarminta, 1984 : 70).
Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih
banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3)
Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh faktor – faktor sebagai berikut :
1) Pendidikan
2) Keterampilan
3) Sikap dan etika kerja
4) Tingkat penghasilan
5) Jaminan social
6) Tingkat sosial dan iklim
kerja
7) Motivasi
8) Gizi dan kesehatan
9) Hubungan individu
10) Teknologi
11) Produksi.
Pengukuran produktivitas kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan, praktisnya sebagai standar dalam pembayaran upah karyawan. Untuk mengukur suatu produktivitas dapat digunakan dua jenis ukuran jam kerja manusia yakni jam – jam kerja yang harus dibayar dan
jam – jam kerja yang harus dipergunakan untuk bekerja.
Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu :
a. Physical productivity, yaitu produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size), panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
b. Value productivity, yaitu ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dollar dan seterusnya.
(Ravianto, 1986 : 21).
2.4.2 Strategi Dalam Menghimpun Partisipasi Masyarakat
Konsep-Konsep
Dan Paradigm Partisipasi
Partispasi menurut Mikkelsen :
Biasanya digunakan masyarakat dlam
berbagai makna umum diantaranaya :
a. Partisipasi kontribusi sukarela dari
masyarakat dalam suatu proyek (pembangunan),
tetapi tanpa mereka ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan
b. Partisipasi
adalah proses membuat masyarakat menjadi lebih peka dalam rangka menerima dan merespon
berbagai proyek pembangunan
c. Partisipasi
adalah proses aktif yang bermakna bahwa orang ataupun kelompok yang sedang
ditugaskan mengambil insiatif dan mempunyai otonomi untuk melakukan itu
d. Partisipasi
merupakan proses menjembatani dialog antar komunitas local dan pihak
penyelenggara proyek dalam rangka
Persiapan
Pengimplementasian
Pemantauan
Pengalokasian staf
Tujuannya agar dapat memperoleh
informasi tentang konteks social maupun dampak social terhadap masyarakat Partisipatif adalah keterlibatan
masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan oleh masyarakat.
Keterlibatan masyarakat dalam upaya pembangunan lingkungan kehidupan dan diri
mereka sendiri.
Unsur Penting Partisipasi
a. Rasa senang, kesukarelaan untuk
membantu kelompok
b. Unsur tanggung jawab
c. Keterlibatan
mental dan perasaan
Jenis-jenis
Partisipasi Masyarakat
Berbagai
bentuk keterlibatan masyarakat dapat berupa :
1. Sumbangan pikiran/ gagasan/ ide yang
disampaikan sewaktu rapat-rapat atau pertemuan desa, pertemuan kelompok pemakai
sarana didalam membahas tentang operasional dan pemeliharaan termasuk
pengembangan air bersih.
2. Sumbangan keterampilan dan tenaga,
dapat diwujudkan didalam kegiatan gotong royong untuk pemeliharaan sarana,
perbaikan sarana maupun perlindungan dari pencemaran, contoh membuat saluran
pembuang air limbah. Juga pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas hidup hygienis
di masyarakat dan sekolah.
3. Sumbangan material, wujudnya adalah
ikut serta mengusahakan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan,
perbaikan maupun pengembangan sarana air bersih. Contoh : pasir, batu kali,
kerikil, sikat lantai, sapu lidi dan sebagainya.
4. Sumbangan dana/ uang, ini mutlak
harus ada, karena kegiatan air bersih sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
masyarakat termasuk pembiayaannya untuk operasional dan pemeliharaan (100 %).
Dalam hal ini, jika kesulitan mengumpulkan iuran dalam bentuk uang maka dapat
digantikan dengan barang-barang (natura) hasil setempat. Contoh : kelapa,
jagung, beras, daun tembakau dan sebagainya. Dikumpulkan oleh pengurus KPS atau
petugas yang ditunjuk, setelah terkumpul kemudian dijual, uang dapat dimanfaatkan
untuk biaya operasional dan pemeliharaan.
Guna menghimpun peran serta
(partisipasi) masyarakat diperlukan adanya langkah-langkah pendekatan dan
manajemen pengelolaan terhadap apa yang sudah disumbangkan secara baik.
Sekaligus untuk menumbuhkan rasa memiliki nantinya. Langkah-langkah pendekatan
yang perlu ditempuh :
- Memberikan informasi dan penjelasan tentang untuk apa sarana tersebut dipelihara dan dikembangkan, sehingga akan dapat diketahui adanya tujuan dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini bisa dilakukan melalui pertemuan-pertemuan informal (arisan, pengajian, kenduri dan sebagainya) dan rapat formal (musyawarah desa dan sebagainya).
- Memberikan penjelasan tentang siapa saja yang harus bertanggung jawab atas kesinambungan pembangunan sarana tersebut. Tanggung jawab dari masyarakat harus diberi penekanan yang jelas.
- Menerangkan tentang dari mana biaya untuk mengoperasionalkan, memperbaiki dan merawat sarana tersebut dan juga biaya untuk kegiatan peningkatan kualitas hidup hygienis dan sebagainya.
- Melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut jenis kegiatan, sehingga partisipasi dalam semua jenisnya dapat terwujud untuk operasional, pemeliharaan dan pengembangan sarana.
2.4.3
Langkah-langkah Mengorganisasikan Gotong Royong Pemeliharaan Sarana
Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam mengorganisasikan gotong royong didalam pemeliharaan sarana
air bersih, urutannya meliputi :
1. Menginventarisir dan menyepakati
jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan secara gotong royong.
2. Memberikan penjelasan secara rinci
kepada masyarakat, baik melalui kunjungan rumah ke rumah maupun dalam
pertemuan-pertemuan (tingkat RT, RW, Dusun dan Desa), tentang arti pentingnya
air bersih bagi kesehatan masyarakat serta memberikan pemahaman bahwa
pembangunan tidak sinambung apabila tanpa didukung kesediaan masyarakat untuk
bergotong royong secara sukarela.
3. Mengadakan pendekatan kepada tokoh
masyarakat dan tokoh agama untuk memobilisasikan masyarakat dalam pelaksanaan gotong
royong, baik waktu kunjungan rumah ke rumah maupun dalam pertemuan-pertemuan
yang dihadiri para warganya
4. Mengorganisasikan kegiatan gotong
royong secara baik dengan membuat jadwal kerja yang sebelumnya terlebih dahulu
disepakati masyarakat maupun pekerjaan yang sifatnya sukarela, tetapi harus
diatur secara rapi pembagian tugasnya agar tidak saling berbenturan/ berebut
antara satu dengan yang lainnya dan pemerataan pekerjaan sehingga akan jelas
siapa melakukan apa dan kapan.
5. Ikut ambil bagian didalam pelaksanaan
gotong royong baik tokoh masyarakat, tokoh agama maupun aparat desa diharapkan
dapat memberi contoh/ menggerakkan kegiatan ini sehingga bisa tumbuh motivasi
pada masyarakat untuk melakukan gotong royong.
2.5 Pengertian Sahabat
Karakteristik lain dari pola
hubungan anak usia sekolah dengan teman sebayanya adalah munculnya keinginan
untuk menjalin hubungan pertemanan yang lebih akrab atau yang dalam kajian
psikologi perkembangan disebut dengan istilah friendship (persahabatan). Jadi
persahabatan lebih dari sekedar pertemanan biasa, Menurut McDevitt dan Ormrod
(2002), setidaknya terdapat tiga kualitas yang membedakan persahabatan dengan
bentuk hubungan teman sebaya lainnya, yaitu:
1.
They
are voluntary relationships (adanya hubungan yang dibangun atas dasar
sukarela).
2.
They
are powered by shared routines and customs (hubungan persahabatan dibangun atas
dasar kesamaan kebiasaan)
3.
They
are reciprocal relationships (persahabatan dibangun atas dasar hubungan timbal
balik.
Menurut Santrock (1998), karakteristik
yang paling umum dari persahabatan adalah keakraban (intimacy) dan kesamaan
(similiarity). Intimacy dapat diartikan sebagai penyingkapan diri dan berbagai
pemikiran pribadi. Karenda kedekatan ini, anak mau menghabiskan waktunya dengan
sahabat dan mengekspresikan efek yang lebih positif terhadap sahabat
dibandingkan dengan yang bukan sahabat (Hartub, 1989)
Santrock (1998)
menyebutkan enam fungsi penting persahabatan, yaitu:
1.
Sebagai
kawan (companionship)
2.
Sebagai
pendorong (stimulation)
3.
Sebagai
dukungan fisik (physical support)
4.
Sebagai
dukungan ego (ego support)
5.
Sebagai
perbandingan sosial (social comparison)
6.
Sebagai
memberi keakraban dan perhatian (intimacy/affection)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
sahabat adalah teman yang selalu ada dalam suka maupun duka, serta mau menerima
kita apa adanya. Sahabat tidak hanya saat temannya bahagia saja melainkan juga siap menjadi tempat mengadu
duka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk pencapaian
tertentu sehingga seorang tersebut memiliki tujuan untuk di capai dengan hasil
yang memuaskan
Motivasi
juga berpengaruh kepada efektivitas seseorang karena pada dasarnya efektivitas
adalah suatu landasan untuk melakukan kegiatan terhadap dirinya sendiri atau
lingkungan nya
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny